Pekanbaru, www.radaroke.com – Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Dr. H. Saidul Amin, MA membuka secara resmi sosialisasi dan Forum Grup Discussion (FGD) Implementasi Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Berbasis Proyek Tanggap Bencana di Auditorium UMRI, Jumat 11 Agustus 2023
Menurut Saidul Amin, sosialisasi dan FGD tentang pengembangan model pembelajaran merupakan sesuatu keniscayaan.
“Perlu ada format yang baru untuk mengajarkan mata kuliah di hadapan generasi milenial,” paparnya.
Menurut Rektor, FGD ini diharapkan memberikan format perkuliahan supaya lebih baik dan menjadi sempurna.
“Jangan sampai mengajar generasi milenial tapi masih menggunakan format mata kuliah lama,” tuturnya.
Hasil perkuliahan kata Rektor, harus mampu memberikan arah dan hasil yang jelas terhadap perkembangan pembelajaran.
“Harus memiliki basis yang jelas. Untuk itu perlu ada kesiapan. Tidak hanya bersifat menunggu bencana datang tapi perlu ada persiapan,” katanya dihadapan peserta FGD yang diikuti dosen pengampu mata kuliah umum.
Rektor menjelaskan, tanggap bencana sangat cocok untuk dimasukkan dalam perkuliahan terutama di Provinsi Riau.
“Ini tidak seperti dulu lagi akan tetapi harus diajarkan langsung dan menghasilkan manfaat untuk dosen dan mahasiswa. Teori tidak hanya sebatas ada di atas kertas tapi harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang menjaga keutuhan Republik Indonesia,” jelasnya.
Tim MKWK Universitas Muhammadiyah Riau Siti Niah, M. Pd mengatakan, Kemenristekdikti memberikan keleluasaan ke kampus untuk melakukan kegiatan sosialisasi MKWK untuk 4 mata kuliah yaitu agama, pancasila, kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia.
“Empat mata kuliah ini akan menjadi sebuah proyek. Tahun ini kita mengambil tema tanggap bencana agar mahasiswa lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya,” paparnya.
FGD kata Niah, akan menghasilkan dokumen berupa Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis proyek tanggap bencana.
“Kegiatan ini saya harap jadi awal yang baik untuk perkembangan mata kuliah ke depan,” pungkasnya.
Dr. Wirdati Irma, S. Pd., M. Si Wakil Rektor I UMRI dalam arahannya menyambut baik kegiatan sosialisasi dan FGD.
Menurut Wirdati, empat mata kuliah wajib harus ada di perguruan tinggi, diantaranya mata kuliah agama, pancasila, kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
“Dosen yang mengampu mata kuliah ini adalah orang yang memiliki kompetensi tidak hanya sebatas teori dan bukan orang sembarangan,” tuturnya.
Permendikbudikti sebut Wirdati, pembelajaran harus melaksanakan tim basic yang kapasitasnya 50 persen.
“Kita tidak hanya berbicara teori tapi harus bisa menghasilkan sesuatu dan untuk tahun ini membuat 50 persennya harus berupa proyek,” sebutnya.
FGD ini kata Wirdati, akan menjadi acuan bagi dosen yang mengampu mata kuliah ini. Setiap semester akan terjadi perubahan atau RPS.
“Untuk kedepan mudah mudahan materi ini dapat diaplikasikan. Selamat mengikuti FGD semoga kita dapat mewujudkan untuk model pembelajaran,” tutupnya. ATC