Argoterkini.com – Kebijakan pemerintah melarang kegiatan ekspor CPO kurang lebih sebulan menjadi penyebab anjloknya ekspor Riau pada Mei 2022.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau berdasarkan ekspor nonmigas menurut golongan barang, tercatat ada 10 golongan barang ekspor nonmigas pada Mei dibanding April 2022.
Dari 10 golongan tersebut, terdapat 9 golongan mengalami penurunan. Adapun penurunan tertinggi yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$905,73 juta.
Selain itu, penurunan nilai ekspor juga terlihat pada golongan produk kimia sebesar US$ 111,91 juta, lalu ampas dan sisa industri makanan US$ 28,89 juta, bubur kayu (pulp) US$26,99 juta.
“Selanjutnya, untuk golongan kertas dan karton US$ 6,44 juta, dan berbagai makanan olahan US$4,01 juta,” jelas Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin, Kamis, 16 Juni 2022.
Sedangkan golongan barang yang tercatat mengalami kenaikan nilai ekspor hanya bahan kimia organik yakni US$ 18,64 juta.
Dijelaskan pula, selama Januari-Mei 2022, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas (HS 2 dijit) memberikan kontribusi sebesar 99,26% terhadap total ekspor nonmigas.
Sedangkan dari dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas tersebut mengalami kenaikan sebesar 9,80% terhadap periode yang sama tahun 2021.
Ekspor Nonmigas Riau Menurut Negara Tujuan
BPS Riau juga mencatat kegiatan ekspor nonmigas Provinsi Riau pada Januari-Mei 2022 didominasi oleh 3 negara tujuan ekspor. Diantaranya Tiongkok, India, dan Malaysia.
“Yang mana nilai ekspor ke masing-masing negara itu mencapai US$1,15 miliar, US$ 820,02 juta, dan US$695,55 juta,” terang Misfaruddin.
Adapun total nilai ekspor nonmigas selama Mei 2022 dari 13 negara hanya sebesar US$ 679,34 juta atau turun US$ 745,53 juta (52,32%) dibanding April 2022.
Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti India US$132,95 juta (71,27%), Tiongkok US$120,01 juta (40,96%), Bangladesh US$91,53 juta (86,84%).
Lalu Pakistan US$89,99 juta (turun 84,60%), Malaysia US$83,71 juta (44,02%), dan Vietnam US$58,16 juta (71,96%).
“Sedangkan yang mengalami kenaikan ekspor hanya ke Filipina sebesar US$ 4,15 juta (8,83%),” jelasnya.
Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada Mei 2022 masing-masing sebesar US$211,60 juta dan US$96,64 juta. Dengan demikian terjadi penurunan ekspor ke ASEAN sebesar 45,52%. Sedangkan ke Uni Eropa turun 60,63% dibanding April 2022.
Jika dilihat dalam periode lebih lama yakni Januari–Mei 2022, Tiongkok tetap merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar, dengan nilai US$1,15 miliar atau 15,07%, diikuti India dengan nilai US$820,02 juta atau 10,72%. Sedangkan Malaysia, US$695,55 juta atau 9,09%
Adapun komoditas utama yang diekspor dari Riau ke Tiongkok pada periode tersebut adalah bubur kayu (pulp), berbagai produk kimia, serta kertas dan karton.
Sementara itu ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 18,84% dan 15,55%.***