Mendekati Pilkada kota Padang tahun 2024 ini semakin banyak acara dialog yang mengundang para kandidat untuk memperkenalkan dirinya ke masyarakat.
Pada dialog Alek Demokrasi berjudul “Tantangan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial Kota Padang” yang diselenggarakan Padang TV, 12 Juni 2004 menghadirkan 3 Bakal Calon Walikota yakni: Miko Kamal, M. Iqbal dan Braditi Moulevy (Uda Levi) untuk beradu gagasan dan ide terkait pembangunan kota Padang kedepan.
Untuk diketahui dialog tersebut merupakan hasil kerja sama koalisi masyarakat sipil, mahasiswa dan masyarakat dengan Padang TV.
Dialog juga menghadirkan akademisi sebagai panelis yakni Dr. Fajri Muharja (Dosen FEB Unand) dan Dr Yulhendi (Dosen FEB UNP).
Ketiga bakal calon tersebut bisa dibilang merupakan kandidat terbaik dengan latar belakang keilmuan masing-masing.
Dalam konteks dialog di acara Padang TV dengan tema Tantangan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial tentu akan mengelaborasi gagasan dari masing-masing bakal calon dan menguji kemampuan ide serta pemikiran masing-masing bakal calon walikota.
Menjawab pertanyaan dari Oktafril Febriansyah selaku pembawa acara terkait tantangan pertumbuhan ekonomi di Padang cukup lambat.
Giliran pertama yang menjawab yakni Bakal Calon Walikota M. Iqbal mengatakan, saya kira masyarakat perlu apa yang disebut intervensi, baik itu dalam bentuk peluang, informasi, modal usaha dan tentang layanan.
Kenapa ekonomi tidak tumbuh? Ini soal leadership, seorang pemimpin itu harus memiliki jaringan, bagaimana mendatangkan investor.
Tidak boleh pemimpin itu hanya duduk aja di kantor, meresmikan acara. Bekerja sebagai pemimpin itu harus turun mendengarkan aspirasi masyarakat.
Maka program saya tidak hanya sekolah gratis, sepatu, baju, tas dan seragam sekolah harus gratis di kota Padang
Pada giliran berikunya, pembawa acara juga bertanya kepada Uda Levi terkait tantangan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Dengan gamblang Uda Levi menjelaskan kota Padang memiliki peluang (ekonomi) yang banyak. Banyak kalangan pengusaha yang ingin berinvestasi di kota Padang.
Namun kebijakan apa yang bisa kita tawarkan untuk para calon pengusaha yang akan berivestasi dan ini berkaitan dengan leadership.
Semrawutnya kota Padang seperti parkir dan trotoar menjadikan kurangnya daya tarik untuk para calon investor.
Kemudian UMKM perlu intervensi dari pemerintah dengan memberikan stimulus, mengingat kota Padang dahulunya pusat perdagangan.
Pintu gerbang perdagangan seperti Muaro Padang dan Teluk Bayur belum dimaksimalkan.
Pada pertanyaan terhadap bakal calon lain, pembawa acara bertanya juga seputar tantangan pertumbuhan ekonomi di Padang sangat lambat.
Bakal calon walikota, Miko Kamal menyebutkan terkait cara menyelesaikannya harus melalui based on data. Seperti pariwisata punya harapan untuk lebih dikembangkan, tetapi ada yang salah kemudian dia tidak berkembang dengan baik.
Padahal fokus pembangunan kita di bidang pariwisata di samping pendidikan.
Kemudian terkait pendidikan, pengalaman Miko Kamal mengenyam pendidikan selama 5 tahun di Australia, bagaimana negara tersebut menjadikan pendidikan tinggi sebagai industri atau disebut destinasi pendidikan.
Undang sebanyak-banyaknya orang untuk pergi untuk berkuliah, kemudian mereka ambil sebagian uang tersebut untuk beasiswa.
Kalau kota kita tidak aman, kotanya tidak nyaman, kotanya tidak bersih, warga kota tidak partisipatif jangan harap orang akan banyak berkuliah di Padang.
Apa yang kita wacanakan harus mesti didukung dengan kebijakan-kebijakan lanjutan yang mendukung program tersebut.
Dengan begitu ekonomi akan semakin bergerak, tidak hanya rumah kosan, hotel-hotel, restoran-restoran semua lini juga akan bergerak sampai akar rumput perekonomian masyarakat.
Kita tidak punya sumber daya yang banyak seperti natural resources, oleh sebab itu alternatif kita pilih yakni pariwisata dan pendidikan menjadi pilihan yang perlu didukung dengan kebijakan yang pas dan mantab agar menguntungkan masyarakat.
Terkait pertanyaan strategi untuk menumbuhkan perekonomian di kota Padang. Miko Kamal menjawab soal kemiskinan dan pengangguran dengan mendatangkan investasi ke kota Padang.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu persoalan terkait investasi yakni soal ketersediaan tanah sehingga orang enggan untuk berinvestasi.
Tetapi ada sesuatu hal yang selama ini tidak dilakukan oleh kita dan juga pemerintah bahwa orang berinvestasi tidak selalu membeli tanah atau diperjualbelikan.
Sebut saja perda tanah ulayat yang mengakomodir ketika ada investasi yang masuk bisa bekerja sama yang saling menguntungkan dengan pemilik tanah, di mana tanah tersebut tanpa harus berpindah tangan ketika investor tidak lagi melanjutkan usaha perekonomiannya.
Jika ada rintangan investasi yang terkait dengan tanah, maka pemerintah harus turun menyelesaikan dengan konsep yang ada di Minangkabau “Kabau Tagak Kubangan Tingga” meskipun ia tidak lagi ada kegiatan perekonomian, tapi tanah itu tetap milik masyarakat adatnya atau masyarakat yang ada di situ.
Hal tersebutlah yang selama ini ditakutkan jangan-jangan investasi hanya sebentar lalu kemudian tanah beralih dan tidak lagi menjadi masyarakat.
Dr. Yulhendi sebagai salah satu panelis memuji ketiga kandidat bakal calon walikota dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan latar belakang keilmuan masing-masing.
Yulhendi juga tertarik dengan gagasan Miko Kamal dengan mengatakan, bahwa sinergi antara kota dengan perguruan tinggi perlu dilakukan seperti, apa bantuan keuangan khusus yang bisa diberikan untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya perguruan tinggi.
Pengaruh pendidikan sangat besar bagi perkembangan kota selain perdagangan.
Diharapkan kota Padang menjadi kota tempat orang merantau bukan lagi orang Padang merantau dengan kata lain kota Padang sebagai harapan untuk bisa hidup di masa depan.
Pada dialog tersebut, bisa dilihat bahwa Miko Kamal selaku bakal calon walikota memiliki gagasan yang cemerlang dan terukur.
Dengan latar belakangnya sebagai praktisi hukum tentunya menjadikan Miko Kamal mampu membuat berbagai gagasan yang secara teori dapat diterima dan secara empiris dapat diimplementasikan.
Dengan adanya gagasan dari para kandidat terlihat bahwa Miko Kamal memiliki nilai intelektualitas dalam memberikan ide-ide terkait pembangunan dan ekonomi.
Tidak lupa pula di akhir dialog Miko Kamal menyampaikan bahwa kita semua harus membenci politik uang termasuk kita semua di sini kami para kandidat, panelis, mahasiswa dan masyarakat.
Dengan adanya dialog tersebut diharapkan masyarakat paham mengenai sosok yang akan dipilih pada pilkada kota Padang nantinya. Memilih calon pemimpin tidak hanya terkait dengan popularitas saja tetapi secara praksis memiliki kemampuan dalam bidang leadership, intelektualitas dan komitmen yang baik.
Penulis : Anggota Ikatan Keluarga Minang (IKM) Tangerang Selatan