Argoterkini.com : Jika seluruh umur adalah DOSA, Maka TAQWA dan TAUBAT- lah obatnya.
Jika semua harta adalah RACUN, Maka ZAKAT–lah penawarnya.
Dan jika seluruh bulan adalah NODA, Maka RAMADHAN – lah pemutihnya.
Sepenggal sajak tersebut menggambarkan betapa besar makna kedatangan bulan Ramadan bagi orang-orang yang Beriman, sesuai dengan namanya Ramadhan membawa berkat dan rahmat bagi yang menikmati kehadirannya.
Bulan yang datang sekali dalam setahun ini, memberikan kesempatan kepada orang yang beriman, sebagaimana yang ditegaskan Allah sebagaimana firmanNya dalam Al Qur’an Surat Al- Baqarah ayat 183. “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.
Meraih predikat taqwa adalah impian setiap orang yang beriman, namun langkah untuk mencapai tingkatan itu bukanlah hal yang mudah dan tidak semua mampu mencapainya, berpuasa di bulan Ramadhan saja banyak tidak mampu melaksanakannya, dan berapa banyak pula diantara yang berpuasa, hanya sekedar mendapat balasan lapar dan dahaga saja tanpa mendapat pahala dari Allah.
Alangkah malangnya diri insan yang diberi kesempatan umur, kenikmatan sehat dan memeluk agama Islam, namun saat Ramadhan tiba tidak mendapat panggilan Iman untuk melaksanakannya.
Sungguh nistanya diri, sebelas bulan sudah dinikmati karunia Allah tanpa ada batasannya, namun saat Sang Pemberi Nikmat meminta menahan diri itupun hanya di siang hari selama bulan Ramadhan, si makhluk tidak mampu memberi baktinya kapada Sang Khalik.Tiada kerugian bagi-NYa, yang rugi adalah makhluk yang begitu sombong melanggar aturan yang telah ditetapkan untuk dirinya.
Karena puasa adalah untuk kesehatan, kenikmatan, kebahagiaan dan pembersihan diri dari segala kotoran noda dosa yang telah dilumuri selama sebelas bulan, mengapa disia – siakan kesempatan untuk mengembalikan fitrah diri kepada kesucian yang hakiki, apakah ada yang bisa menjamin tahun depan masih bisa bertemu dan menikmati Ramadhan?.
Semuanya tidak ada yang bisa memberi kepastian itu, yang pasti adalah apa yang diperbuat hari ini, akan mendapat balasan yang setimpal dari Sang Pencipta.
Untuk itu persiapkan diri menyambut kedatangannya, paling tidak ada tiga hal yang harus dilakukan, agar Ramadan tidak sekedar menjadi bulan lapar dan dahaga saja bagi yang berpuasa.
Pertama, Ramadhan adalah bulan suci, maka sucikanlah diri terlebih dahulu sebelum memasukinya, sebelas bulan yang telah berlalu tentu banyak salah dan dosa yang diperbuat dalam hubungan sesama manusia maupun dengan Sang Khalik.
Dengan manusia saling bermaafan anak kepada orang tua, istri kepada suami, sanak keluarga. rekan kerja, teman di mensos, tetangga dan lainnya.
Sedangkan kepada Allah, sholat taubat, tahajud dan hajat, mohon ampunan, kesehatan dan kesempatan untuk dapat kembali menikmati Ramadhan.
Kedua, puasa itu adalah Ibadah, maka harus dengan ilmu karena amal tanpa ilmu adalah sia-sia belaka, untuk itu ulang kaji kembali tentang ibadah puasa itu apa dan bagaimana menurut fiqih bab ibadah puasa.
Kemudian apa saja amalan lain yang dianjurkan karena nilainya berlipat ganda di bulan Ramadhan, apa hikmah dan mafaat puasa baik secara pisik, mental maupun iman.
Ketiga, puasa adalah ibadah pisik, untuk itu persiapkan kesehatan diri dalam menyambutnya, bagi yang punya penyakit konsultasi dengan dokter, sediakan obat-obatan, vitamin dan lain sebagainya, sehingga selama Ramadhan kesehatan terjaga dan dapat menunaikan ibadah puasa dengan segar bugar.
Semoga bagi yang diberi kesempatan untuk menikmati indahnya matahari bulan Ramadhan tahun 1444 H ini, berazamlah untuk berpuasa bukan sekedar melepas kewajiban, tidak hanya menahan lapar dan dahaga atau ikut – ikutan saja.
Nikmati seakan-akan ini yang terakhir bersamanya, karena Ramadhan tahun depan masih sangat jauh untuk diraih dan mungkin langkah kita sudah terhenti sebelum bertemu dengannya nanti.
Oleh : H. Abdul Wahid, S.Ag., M.I.Kom. KaSubbag Tata Usaha Kementerian Agama Kota Pekanbaru.