Argoterkini.com – Meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru menjadi perhatian berbagai pihak. Walau ada lonjakan kasus, pembelajaran tatap muka masih berjalan. Satgas belum menyatakan sikap seperti apa kebijakan di sektor pendidikan ini.
Walikota Pekanbaru Firdaus saat dikonfirmasi mengatakan, pembelajaran tatap muka sangat ditentukan dengan kondisi penyebaran Covid-19. Tim Satgas Covid-19 akan segera melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka ke depannya.
“Proses belajar tatap muka sangat ditentukan situasinya dengan kondisi daerahnya,” kata Walikota, Senin (14/2/2022).
Saat ini sudah ada evaluasi tentang pelaksanaan PPKM level 1 di luar Jawa dan Bali. Ia mengatakan, aktivitas peserta didik di Kota Pekanbaru juga menjadi perhatian.
Saat ini Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melakukan rapid antigen secara acak setiap pekan bagi sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka. Hal ini guna skrining peserta didik agar tidak terjadi penyebaran Covid-19.
Pemko juga berpedoman terhadap surat keputusan bersama (SKB) empat menteri terkait pelaksanaan PTM dalam pandemi Covid-19. Di dalam arahan tersebut, wilayah yang menerapkan PPKM level 1 masih bisa melaksanakan PTM.
“Satgas juga berupaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tim satgas juga mempersiapkan segala hal yang bisa saja terjadi dengan kondisi Kota Pekanbaru,” jelasnya.
Ia mengatakan, tim satgas saat ini siaga menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Data yang diterima, kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru terus mengalami lonjakan. Ada 205 tambahan kasus Covid-19 pada akhir pekan kemarin. Total kasus aktif Covid-19 mencapai 1.296 orang.
Sebagaimana diketahui, Pekanbaru merupakan kota transit dan juga kota metropolitan, orang-orang dari luar daerah yang berdatangan harus diwaspadai.
“Maka semua harus kita siagakan, sebagaimana kita juga siap akan adanya kemungkinan lonjakan, kepada masyarakat diharapkan peduli melaksanakan upaya pencegahan dan vaksinasi, protokol kesehatan harus bisa jadi benteng memutus mata rantai,“ tambahnya. (Rls)
Sumber : Cakaplah.com