Bulan suci Ramadan yang penuh berkah akan segera berakhir. Pada hari-hari terakhir ini, umat Islam justru diperintahkan untuk semakin meningkatkan ibadah dan amal saleh agar bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk berjumpa dengan malam Lailatul Qadar. Salah satu hal yang selalu dinantikan dalam bulan Ramadan malam yang dipercayai sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Tak heran, jika umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah di malam Lailatul Qadar. Mulai dari menunaikan shalat tarawih dan shalat malam lainnya, rajin membaca Alquran, banyak berzikir atau beristighfar, bersedekah, hingga melakukan I’tikaf di masjid untuk mendapatkan keutamaannya.
Dalam Al-Qur’an, tidak ada keterangan pasti tentang kapan lailatul qadar terjadi.
Nabi Muhammad SAW sendiri diriwayatkan menganjurkan umat Islam untuk mencari malam kemuliaan ini pada 10 hari terakhir Ramadan, baik dalam redaksi “sembilan atau sepuluh hari terakhir Ramadan” (H.R Muslim) atau “tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh hari terakhir Ramadan” (H.R. Bukhari).
Makna Lailatul Qadar
Menurut Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an (199) ada tiga jenis makna qadar yang terkait dengan malam lailatul qadar.
1. Penetapan
Qadar dalam arti penetapan atau pengaturan adalah penetapan Allah terhadap perjalanan hidup manusia. Pada malam tersebut, Allah mengatur dan menetapkan strategi bagi Nabi Muhammad agar memberi petunjuk agama yang benar kepada manusia. Rujukannya adalah Surah ad-Dukhan:3, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”.
2. Kemuliaan
Maksudnya, lailatul qadar merupakan malam mulia yang tidak memiliki bandingan. Disebut tidak berbanding karena malam itu dipilih sebagai waktu turunnya Al-Qur’an. Kata qadar yang berarti mulia dapat ditemukan dalam Surah Al-An’am:91, “Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, ketika mereka berkata “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia”).
3. Sempit
Lailatul Qadar diartikan sebagai malam yang sempit lantaran banyaknya malaikat yang diturunkan ke bumi untuk mengatur segala urusan. Selain itu, pada saat tersebut merupakan waktu diaturnya segala rezeki bagi manusia. Ini merujuk pada Surah Al-Qadr:4, “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Selain itu malam Lailatul Qadar juga dipahami sebagai malam yang sempit. Kata Qadar yang berarti sempit disebutkan dalam Surat Ar Ra’du ayat 26. Ayat ini berbunyi, “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru.” Artinya, Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya.
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah akan memberikan rezeki yang berlimpah pada umatnya yang dikehendaki. Di samping itu, Allah juga bisa mempersempit rezeki umatnya dengan mudah sesuai kehendaknya.
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh HR. Imam Muslim yang menyebutkan “Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” Dari hadits tersebut disebutkan tanda-tanda yang muncul saat Lailatul Qadar adalah sebagai berikut:
1.Sinar Matahari yang Teduh
Munculnya Lailatul Qadar ditandai dengan kemunculan matahari dengan sinar yang sangat meneduhkan, tidak panas namun cerah. Hal ini dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad yang berbunyi dari Abu Hurairah r.a.,”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW. Dia bersabda, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan,” (HR Muslim).
2. Udara terasa Sejuk
Tanda yang kedua adalah saat Lailatul Qadar muncul udara sejuk akan menyelimuti permukaan bumi, seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW “Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram. Tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Tanda Lailatul Qadr adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu,” (HR Ahmad).
Amalan Malam Lailatul Qadar
Seperti diketahui, memang tidak dijelaskan kapan tepatnya bisa memperoleh lailatur qadar pada malam-malam di bulan Ramadan. Meskipun demikian, ada beberapa jenis amalan yang bisa dikerjakan seorang muslim. Di antara amalan-amalan tersebut adalah memperbanyak bacaan Al-Qur’an, melakukan zikir, serta membaca doa-doa yang disunahkan pada tempat atau waktu yang mulia. Mengenai doa ini, dijelaskan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar.
“Kami riwayatkan dari sanad yang sahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, “Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?” Rasulullah menjawab, “Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).”
Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qadr dengan menggambarkan keadaan malam Lailatul Qadr yang sangat mulia karena pada malam itu, malaikat turun ke Bumi untuk mendengar doa-doa manusia.
Adapun makna surat Al-Qadr mengenai keistimewaan Lailatul Qadar sebagai berikut.
1. Penuh Kebaikan.
Ibnu Jarir At-Thabari mengatakan (pahala) beribadah pada malam tersebut lebih utama daripada malam-malam yang tidak bertepatan pada al-Lail al-Qadr. Artinya banyak kebaikan-kebaikan yang akan diberikan pada malam itu.
Untuk itu, kaum muslim dianjurkan untuk melakukan sholat pada malam yang istimewa tersebut. Jika seorang muslim menunaikan sholat pada malam Lailatul Qadar, maka dirinya mendapatkan keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadist muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan shalat malam atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901 dan Muslim no. 760).
2. Malaikat turun ke Bumi
Pada ayat ke-4 Surat Al-Qadr yang berbunyi seperti ini:
“Tanazzalul-mal`ikatu war-ru fh bi`ini rabbihim, ming kulli amr.”
Artinya: “Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.” Pada ayat tersebut, dapat dimaknai bahwa malaikat diturunkan ke Bumi atas izin Allah SWT untuk mendengar dan mengaminkan doa-doa orang yang berdoa pada malam tersebut.
3. Mendapat keselamatan dan kesejahteraan.
Sebagai ganjaran untuk ibadah dan amalan yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar, Allah SWT pun menjamin malam Lailatul Qadar dipenuhi dengan keselamatan dan kesejahteraan, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 5 yang berbunyi: “Salmun hiya att mala’il-fajr.” Artinya: “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”
Pada malam tersebut, terus berlanjut turun kebaikan, keberkahan, dan para malaikat yang membawa rahmat dari Allah SWT untuk hambanya yang taat, bahkan tidak akan ada keburukan di dalamnya hingga terbitnya fajar.
Tanda Seseorang Mendapatkan Lailatul Qadar
Meraih malam lailatul qadar merupakan harapan semua umat Islam pada bulan Ramadhan. Datangnya malam lailatul qadar tidak seorang pun yang mengetahui tepatnya kapan. Untuk bertemu dengan malam lailatul qadar, seorang hamba sesungguhnya bisa mempersiapkan diri sedari awal Ramadhan tiba.
Setidaknya ada tiga ciri-ciri orang yang berhasil mendapatkannya menurut Ustadz Adi Hidayat. Berikut ciri-cirinya:
1. Hati yang Tenang
Saat seseorang berhasil mendapatkannya, maka keesokan harinya hatinya terasa lebih tenang dan jiwanya lebih damai. “Ketika dia mendapati itu, maka besoknya dia akan lebih tenang, lebih baik, lebih damai,” katanya. Maka, orang tersebut seakan tak memiliki masalah dalam hidupnya, karena bebannya diringankan Allah.
2. Menjauhi Maksiat
Orang yang berhasil mendapat Lailatul Qadar akan naik statusnya menjadi dicintai Allah.
Saat Allah sudah jatuh cinta, maka akan menjaga orang tersebut dari perbuatan maksiat. “Karena kalau Allah sudah mencintai seorang hamba, maka yang dilakukan adalah menjaga dia dari perbuatan maksiat,” tegasnya.
3. Lebih Giat Ibadah
Ciri terakhir ialah lebih senang lagi dalam menjalankan segala kebaikan, termasuk soal ibadah. Hal ini merupakan salah satu tanda, bahwa Allah memang benar-benar sudah mencintai seorang hamba karena berhasil dapat Lailatul Qadar.
Malam lailatul qadar tersebut dapat diraih dengan upaya yang bersifat aktif, bukan pasif dari setiap Muslim. Bahkan ikhtiar kebaikan itu dapat diusahakan sejak awal Ramadhan. Tidak akan datang secara tiba-tiba tanpa usaha amal yang ikhlas. Sabar dan tawakal sepenuhnya karena Allah. Karena malam itu adalah malam kedamaian yang hakiki dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin.
Berbahagialah orang-orang beriman yang mendapat malam kemuliaan, yaitu malam lailatul qadar.
Penulis :
H. Abdul Wahid, S.Ag., M.I.Kom, KaSubbag Tata Usaha Kantor Kemenag Kota Pekanbaru