Argoterkini.com – Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa kehidupan di bumi sedang berada dalam ancaman kepunahan masal. Kepunahan ini dimotori oleh aksi manusia dan bukan bencana alam.
Dalam sebuah rilis studi di portal Studyfinds.com, peneliti dari University of Hawai’i di Manoa dan Muséum National d’Histoire Naturelle di Paris mengungkapkan bahwa ancaman kepunahan ini telah didukung bukti-bukti yang kuat. Salah satunya tingkat kepunahan spesies yang meningkat drastis.
Bahkan, bila kita melihat spesies siput saja di dunia, planet kita telah kehilangan hingga 13% dari semua spesies yang dikenal sejak tahun 1500.
“Tingkat kepunahan spesies yang meningkat drastis dan penurunan kelimpahan banyak populasi hewan dan tumbuhan didokumentasikan dengan baik, namun beberapa menyangkal bahwa fenomena ini sama dengan kepunahan massal,” kata penulis utama studi ini, Robert Cowie, profesor riset di UH Manoa Pacific Biosciences Research Center, dikutip Selasa, (1/2/2022) lalu.
Secara khusus, penelitian mereka mengungkapkan bahwa 7,5% hingga 13% dari dua juta organisme hidup berbeda yang menghuni planet ini kini telah punah. Selain itu, peneliti menghitung sekitar 150 ribu hingga 260 ribu spesies di darat, laut, atau udara tidak ditemukan lagi pada tahun 2022.
Sementara itu, secara habitat, peristiwa kepunahan massal ini mempengaruhi kehidupan di darat pada tingkat yang berbeda daripada di lautan. Di darat, tim peneliti menemukan spesies pulau berada pada risiko kepunahan yang lebih tinggi daripada di benua yang lebih besar.
Tak hanya itu, penelitian itu juga menyimpulkan bahwa tanaman tampaknya lebih tahan terhadap kepunahan daripada hewan.
Cowie menambahkan masih banyaknya penyangkalan mengenai kepunahan akibat manusia didasarkan pada penilaian bahwa manusia hanya sebagian kecil spesies bumi yang tidak terlalu memegang peranan penuh dalam kondisi planet ini.
“Manusia adalah satu-satunya spesies yang mampu memanipulasi biosfer dalam skala besar,” tambah Cowie. “Kami bukan hanya spesies lain yang berevolusi dalam menghadapi pengaruh eksternal. Sebaliknya, kita adalah satu-satunya spesies yang memiliki pilihan sadar mengenai masa depan kita dan keanekaragaman hayati Bumi.”
sumber : cnbc.com